Jumat, 01 Januari 2010

Pesta Pengrajin Mobil 2008


Setelah di bulan Nopember 2008, Jakarta disemarakkan oleh pesta para blogger, maka di Desember ini Jakarta kembali disemarakkan oleh pesta para pengrajin mobil.

Ratusan mobil akan dipajang dalam ajang temu pengrajin mobil dengan tema “the hottest hi tech modified motorshow”.

Di panggung Plenary Hall, Jakarta Convention Center, puluhan mobil di pajang di depan panggung yang terkesan megah. Sementara itu, di ruangan lain menuju arah panggung, berjejal mobil-mobil dengan aneka ragam penampilan [gak ada kesan dunia ini sedang kesandung krismon]

Saat arena pamer modifikasi ini belum dibuka secara resmi, maka kumpulan mobil itu terlihat tidak terlalu menyolok perbedaannya, dibanding versi “original”-nya. Namun ketika ajang ini mulai digelar, ketika para pengrajin mobil sudah mulai berdatangan menemani hasil modifikasinya, maka barulah terlihat kecanggihan masing-masing mobil tersebut.

Bagi pemirsa sendiri, ada yang menarik selain mobil yang dipajang, yaitu para pemandu [cewek] yang selalu berjaga-jaga disamping mobil yang dipajang.

Mereka adalah pajangan tersendiri yang membuat mobil yang dipajang bisa tidak terlihat kala mereka beraksi. Lenggak lenggok para gadis jelita itu tentu membuat para penonton makin betah berlama-lama di dekat mobil itu.

Meski begitu, bagi beberapa laki-laki atau penonton cewek [yang berjilbab], tontonan itu terlihat membuat mereka jadi jenggah sendiri. Bagaimana tidak, baju yang menutupi body para cewek itu tidak begitu lengkap, sehingga lebih mirip baju renang dibanding baju biasa.

Bagi para pemegang tustel, maka pemandangan ini rupanya menjadi santapan lezat mereka. Entah berapa “shoot” yang mereka tembakkan untuk para gadis itu.

Ada dua mobil yang terlihat dikerumuni oleh para peserta. Satu mobil yang terletak di kanan panggung dan satu lagi di sisi kiri panggung. Dua mobil yang letaknya saling berseberangan ini terlihat ramai dikunjungi penonton. Para “judge”-pun kelihatannya berdiskusi cukup lama dengan para pemilik mobil tersebut.



Yang menarik memang kemunculan mobil dari pengrajin YoGya yang terletak di sisi kiri panggung [dari arah penonton]. Pengrajin mobil dari Yogya yang baru kali ini tampil di Jakarta ini terlihat “njawani”. Back drop yang dipakai adalah suasana pantai [parang tritis] dengan ombaknya yang terlihat begitu segar.


Sang pengrajin sendiri, nampak santai dengan kaos [tanpa lengan] dan hanya memakai “sarung”, ketika menanggapi pertanyaan para “judge”.

Mobil yang dimodifikasinya juga terlihat tampil seksi, dengan warna-warna yang beraneka ragam. Ada sekitar 7 sampai 9 lapis cat untuk membuat mobil ini jadi berwarna warni.

Yang bikin mobil ini tampil lebih memukau adalah modelnya yang buatan sendiri. Asli buatan “CaH YoGyA”, kata Rudi Purnomo, sang pengrajin.

“Mobil ini tidak ketahuan lagi merknya, soalnya dibuat sendiri di bengkel Kupu-Kupu Malam. Isinya campur aduk dari berbagai sponsor, jadi bukan dari suatu merk mobil tertentu kemudian di modifikasi, tetapi dari tidak ada kemudian dirancang dan dilengkapi dengan material yang didapat dari beberapa merk. Gitu aja dab”, kata sang pengrajin.

Akankah mobil ini nantinya yang akan memenangkan kontes berhadiah mobil Mitsubishi Lancer ini, masih harus ditunggu beritanya pada hari Minggu, 7 Desember 2008 ini.

Kalau tulisan ini dibaca setelah tanggal itu, maka sudah ketahuan siapa yang memenangkan kontes ini.

Ternyata membuat mobil itu gak sulit, nyatanya seorang Rudi yang bersahaja, mampu menjadi pengrajin mobil, dan hal itu dilaksanakannya di paruh waktunya, karena pekerjaan pokoknya justru bukan di bisnis mobil.

Begitulah kalau sesuatu diserahkan pada ahlinya, maka akan baiklah hasilnya.

Sayangnya, acara ini disponsori oleh penghasil racun dunia, yaitu pabrik rokok. Entah kapan Indonesia ini akan terbebas dari sponsor pabrik rokok.

KuPu-KuPu MaLaM

Nama yang “nyleneh” itu milik Bengkel “Auto Modified” yang laris manis, karena prestasinya yang terus meningkat. Letak showroomnya di depan TVRI Yogya, sedangkan bengkelnya terletak di belakangnya. Sebuah bengkel yang kalau tidak jeli pasti dikira bukan bengkel (karena kondisinya yang bersih, bangunan yang artistik dan penampilan orang-orangnya yang bukan model bengkel).Pemilik bengkel itu, Rudi, sangat jauh dari penampilan seorang designer mobil apalagi designer bangunan (bengkelnya ternyata memang didisain oleh Rudi sendiri yang bukan seorang tukang insinyur). Rudi ini orang yang sederhana, apa adanya, suka ceplas ceplos (tanpa pandang bulu) dan selalu penuh semangat untuk menelorkan kreasi-kreasi baru. Kadang kreasinya nggak masuk akal atau nyleneh, tapi justru mungkin memang disitu kelebihannya. Beberapa kali kreasinya mampu menyabet piala-piala kejuaraan yang bergengsi, baik untuk modifikasi VW maupun mobil-mobil non VW.Sebagai penggemar fanatik mobil VW dan juga mobil “ceper”, maka nama Rudi ini sudah cukup dikenal di kalangan pemerhati otomotif. Beberapa kali (gak keitung) masuk ke TiVi tentu menambah daya jual bengkel ini.Kalau dipikir-pikir, biaya untuk ikut kejuaraan/kontes otomotif sangat mahal. Untuk membangun sebuah mobil yang pantas memenangkan kontes, maka angka rupiah yang mendekati 500 juta pasti akan habis terpakai. Kalaulah memakai dana “pinjaman” dari sponsor, misalnya BAN, Sound System, Stir, dll, maka paling tidak tetap angka diatas seratus juta rupiah harus disediakan untuk penyediaan chasis, body, cat, pembentukan body dll. Padahal hadiah kejuaraan paling tinggi sekitar 50 juta sampai mungkin 100 juta (ada nggak nih kejuaraan yang hadiahnya 100 juta ya?). Bagi Rudi, yang penting mungkin memang bukan nilai rupiahnya, tapi nilai jual bengkelnya bila sering menang di ajang kontes-kontes mobil bergengsi. Saat ketemu dia aku nggak nyangka kalau dia ini kawan adikku (Sablenk), artinya dia sekampung dengan aku di Yogya dulu. Yah, dunia ini memang sempit.Salah satu kreasinya yang nyleneh terlihat pada mobil ijo ini.

M+, Otomotif, dan Kompas tentang Next Tiger Juli 10, 2008

Posted by Taufik in Another 2 wheel.
trackback

Seperti kita ketahui Menurut Kompas-Otomotif dan M+ ke depan (september) AHM akan meluncurkan Motor Sport berkapasitas 250 cc yang kemungkinan didatangkan secara CBU. Akan Tetapi saya membaca Otomotif terbaru (No 10/XVIII hal. 19) dan mendapat berita bahwa The New Tiger akan terlahir kembali september tapi mesinnya tetap 200 cc, pakai pelek racing, dan beberapa permakan lain, lebih keren deh, seperti yang diceritakan Informan yang sangat dipercaya oleh Otomotif.

Bila pada Kompas Digosipkan YMKI akan mengeluarkan Fazer 250, beda dengan di Otomotif, menurut Otomotif YMKI sedang dalam tahap mempelajari YZF R125, bahkan contoh unitnya sudah ada di Pulogadung. Hmmm yang bener yang mana nih …… selamat bingung :D :D

Berita lain AHM akan mengeluarkan Pengganti MegaPro..megapro akan ditamatin?? hmm kenapa yah? apakah AHM udah kepayahan ngurusin pemasaran megapro? penggantinya akan mengusung mesin berkapasitas 150 cc, dan monoshock…hmm apa benar CBR 150 versi CKD yang dimaksud…wah makin panas aja nih he he he he

Jumat, 18 Desember 2009

art213262suzuki0814bd18ko2Sejalan dengan banyaknya jenis dan type motor yang beredar dijalanan, banyak pengendara motor/rider yang memodifikasi motornya agar “beda” dengan motor lainnya. Aliran yang diambil macam-macam, seperti misalnya: Supermoto, Motocross, chopper, classic, retro, ceper, rat bike, street fighter dan lain-lain.

Seringkali terjadi, dibalik modifikasi yang serba “wah” dan “cool”, terdapat kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan segi teknis maupun tampilan.

Entah karena dana yang terbatas atau memang kurang pergaulan, sering ditemukan modifikasi yang “kacau” dan “tidak safety”. Bisa dilihat motor yang paduan warnanya kontras tapi cenderung norak, atau motor yang dimodif tinggi tapi bannya ukuran standar, atau lampu yang terlalu kecil/besar dibandingkan body dan lain2nya. Kecuali modifikasi memang dikhususkan untuk show atau pameran, faktor fungsi akan dikesampingkan.

Menurut hemat saya, inti dari seni modifikasi untuk motor harian terdiri dari dua, yaitu: FUNGSIONAL hal apa saja yang tercakup didalamnya, adalah seperti sebagai berikut ini.

1. FUNGSIONAL

Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dari si motor itu sendiri dan juga kelaikan jalannya.

a. Faktor Safety

Modifikasi tidak boleh mengesampingkan faktor safety pada saat dikendarai. Seperti modifikasi rem dan kaki-kaki. Jika memang chasis tidak memungkinkan, jangan dipaksakan untuk dibuat monoshock atau menggunakan peninggi shock yang tidak safety: diputar atau menambah anting atas. Shock akan cepat bengkok dan titik center wight menjadi bergeser sehingga handling motor berubah dan cenderung kurang stabil. Juga pemilihan ban harus sesuai dengan kondisi jalan dan bentuk motor. Menggunakan ban tapak kecil untuk motor yan gsudah dimodifikasi menjadi supermoto hanya mencari penyakit saja karena motor menjadi tidak imbang apalagi dikecepatan tinggi.

b. Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar.

Modifikasi yang menyangkut kelengkapan kendaraan dan kesesuaian detail seperti warna lampu dan spion. Jangan menggunakan lampu bohlam putih untuk rem, selain menyilaukan pengendara dibelakang, juga tidak sesuai dengan UULAJ yang mengharuskan warna merah untuk lampu stop/rem. Jangan menggunakan warna selain standar untuk head lamp. Contohnya head lamp dilapis sticker transparan merah atau biru. Warna merah dan biru tidak bisa menganalisir kondisi jalan berlubang dijalanan yang sangat gelap/minim penerangan karena jatuhnya bayangan saru dengan warna lampu yang biru atau merah.

c. Kesesuaian Motor Dengan Pengendara.

Jangan memodif motor yang mengakibatkan pengendaranya menjadi susah. Contohnya, dengan tinggi hanya 155 cm, memodif motor menjadi Supermoto dengan ground clearence 30 cm misalnya. Atau badan kurus kecil, modif motor menjadi chopper ala Harley fatboy. Atau motor dengan gaya low rider extrem sampai dek atau chasis menggosok aspal.

Secara tampilan dan juga faktor kenyamanan bagi yang bersangkutan sudah pasti nol besar.

2. PROPORSIONAL

Modifikasi motor, selain faktor safety, juga harus memperhatikan bentuk dan keselarasannya. Banyak ditemukan modifikasi motor yang “maksa” dan cenderung “nyakitin mata” karena tidak proporsional.

Yang tercakup didalamnya adalah:

1. Detail

Detail disini, dimaksudkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak sembarangan/asal2an. Semua bagian dari motor tersentuh dan tidak terabaikan. Bentuk las-an, warna, sampai pemilihan baut dan sticker yang sesuai dengan tema dari modifikasi. Kemudian penempatan/pemilihan asesoris yang sesuai dan tidak maksa. Panjang x lebar x tinggi, penggunaan/pemilihan tipe ban dll.

2. Thematis

Modifikasi yang baik, tidak mengabaikan thema dari modifikasinya. Misalnya Supermoto, sebaiknya tidak menggunakan setang jepit atau ban kecil misalnya. Atau Street Fighter tidak menggunakan lampu yang besar dan “berat”. Juga chopper, mungkin akan aneh jika menggunakan spakbor depan trail misalnya.

Sticker juga jangan asal pasang. Sebelum modif cari tau dulu thema sticker yang cocok untuk ditempel di body motor. Jangan menggunakan sticker Harley untuk Supermoto, karena hanya buat motor jadi aneh dan bahan ketawaan.

3. Kerapihan

Sudah pasti bangga menjadi anak Club Motor, banyak teman dan status sosial tersendiri. Tapi jika penempatan sticker club yang terlalu banyak dan “asal tempel yang penting muat” malah akan mengurangi kadar keindahan dari hasil modifikasinya. selain itu, bahan sticker club biasanya kurang bagus, sehingga baru diipasang sebulans udah pudar atau rontok dan meninggalkan bekas.

4. Teknikal

Modifikasi juga harus menyentuh bagian mesin. Percuma motor tongkrongan Supermoto atau Street Fighter tapi larinya cuma bisa mengimbangi angkot dan kopaja saja. Bukan menyarankan untuk kebut2an, tapi sebaiknya ada penyesuaian sehingga modifikasi “tidak percuma”.

Selain itu, pengapian dan pemilihan Knalpot tidak bisa diabaikan. Salah pemilihan jenis knalpot bisa berakibat fatal pada mesin dalam jangka panjang. Penggunaan lampu-lampu tambahan yang berlebihan juga menambah beban mesin dan memperpendek umur aki dan perangkat kelistrikan lainnya.

Demikian secara singkat, inti dari sebuah modifikasi motor untuk penggunaan harian/touring. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bari kawan-kawan yang ingin memodifikasi motor agar tidak “salah bikin” atau “maksa”.

art213262suzuki0814bd18ko2Sejalan dengan banyaknya jenis dan type motor yang beredar dijalanan, banyak pengendara motor/rider yang memodifikasi motornya agar “beda” dengan motor lainnya. Aliran yang diambil macam-macam, seperti misalnya: Supermoto, Motocross, chopper, classic, retro, ceper, rat bike, street fighter dan lain-lain.

Seringkali terjadi, dibalik modifikasi yang serba “wah” dan “cool”, terdapat kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan segi teknis maupun tampilan.

Entah karena dana yang terbatas atau memang kurang pergaulan, sering ditemukan modifikasi yang “kacau” dan “tidak safety”. Bisa dilihat motor yang paduan warnanya kontras tapi cenderung norak, atau motor yang dimodif tinggi tapi bannya ukuran standar, atau lampu yang terlalu kecil/besar dibandingkan body dan lain2nya. Kecuali modifikasi memang dikhususkan untuk show atau pameran, faktor fungsi akan dikesampingkan.

Menurut hemat saya, inti dari seni modifikasi untuk motor harian terdiri dari dua, yaitu: FUNGSIONAL hal apa saja yang tercakup didalamnya, adalah seperti sebagai berikut ini.

1. FUNGSIONAL

Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dari si motor itu sendiri dan juga kelaikan jalannya.

a. Faktor Safety

Modifikasi tidak boleh mengesampingkan faktor safety pada saat dikendarai. Seperti modifikasi rem dan kaki-kaki. Jika memang chasis tidak memungkinkan, jangan dipaksakan untuk dibuat monoshock atau menggunakan peninggi shock yang tidak safety: diputar atau menambah anting atas. Shock akan cepat bengkok dan titik center wight menjadi bergeser sehingga handling motor berubah dan cenderung kurang stabil. Juga pemilihan ban harus sesuai dengan kondisi jalan dan bentuk motor. Menggunakan ban tapak kecil untuk motor yan gsudah dimodifikasi menjadi supermoto hanya mencari penyakit saja karena motor menjadi tidak imbang apalagi dikecepatan tinggi.

b. Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar.

Modifikasi yang menyangkut kelengkapan kendaraan dan kesesuaian detail seperti warna lampu dan spion. Jangan menggunakan lampu bohlam putih untuk rem, selain menyilaukan pengendara dibelakang, juga tidak sesuai dengan UULAJ yang mengharuskan warna merah untuk lampu stop/rem. Jangan menggunakan warna selain standar untuk head lamp. Contohnya head lamp dilapis sticker transparan merah atau biru. Warna merah dan biru tidak bisa menganalisir kondisi jalan berlubang dijalanan yang sangat gelap/minim penerangan karena jatuhnya bayangan saru dengan warna lampu yang biru atau merah.

c. Kesesuaian Motor Dengan Pengendara.

Jangan memodif motor yang mengakibatkan pengendaranya menjadi susah. Contohnya, dengan tinggi hanya 155 cm, memodif motor menjadi Supermoto dengan ground clearence 30 cm misalnya. Atau badan kurus kecil, modif motor menjadi chopper ala Harley fatboy. Atau motor dengan gaya low rider extrem sampai dek atau chasis menggosok aspal.

Secara tampilan dan juga faktor kenyamanan bagi yang bersangkutan sudah pasti nol besar.

2. PROPORSIONAL

Modifikasi motor, selain faktor safety, juga harus memperhatikan bentuk dan keselarasannya. Banyak ditemukan modifikasi motor yang “maksa” dan cenderung “nyakitin mata” karena tidak proporsional.

Yang tercakup didalamnya adalah:

1. Detail

Detail disini, dimaksudkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak sembarangan/asal2an. Semua bagian dari motor tersentuh dan tidak terabaikan. Bentuk las-an, warna, sampai pemilihan baut dan sticker yang sesuai dengan tema dari modifikasi. Kemudian penempatan/pemilihan asesoris yang sesuai dan tidak maksa. Panjang x lebar x tinggi, penggunaan/pemilihan tipe ban dll.

2. Thematis

Modifikasi yang baik, tidak mengabaikan thema dari modifikasinya. Misalnya Supermoto, sebaiknya tidak menggunakan setang jepit atau ban kecil misalnya. Atau Street Fighter tidak menggunakan lampu yang besar dan “berat”. Juga chopper, mungkin akan aneh jika menggunakan spakbor depan trail misalnya.

Sticker juga jangan asal pasang. Sebelum modif cari tau dulu thema sticker yang cocok untuk ditempel di body motor. Jangan menggunakan sticker Harley untuk Supermoto, karena hanya buat motor jadi aneh dan bahan ketawaan.

3. Kerapihan

Sudah pasti bangga menjadi anak Club Motor, banyak teman dan status sosial tersendiri. Tapi jika penempatan sticker club yang terlalu banyak dan “asal tempel yang penting muat” malah akan mengurangi kadar keindahan dari hasil modifikasinya. selain itu, bahan sticker club biasanya kurang bagus, sehingga baru diipasang sebulans udah pudar atau rontok dan meninggalkan bekas.

4. Teknikal

Modifikasi juga harus menyentuh bagian mesin. Percuma motor tongkrongan Supermoto atau Street Fighter tapi larinya cuma bisa mengimbangi angkot dan kopaja saja. Bukan menyarankan untuk kebut2an, tapi sebaiknya ada penyesuaian sehingga modifikasi “tidak percuma”.

Selain itu, pengapian dan pemilihan Knalpot tidak bisa diabaikan. Salah pemilihan jenis knalpot bisa berakibat fatal pada mesin dalam jangka panjang. Penggunaan lampu-lampu tambahan yang berlebihan juga menambah beban mesin dan memperpendek umur aki dan perangkat kelistrikan lainnya.

Demikian secara singkat, inti dari sebuah modifikasi motor untuk penggunaan harian/touring. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bari kawan-kawan yang ingin memodifikasi motor agar tidak “salah bikin” atau “maksa”.